Sabtu, 17 Juni 2017

Pemaknaan Puisi "Sekarat" Karya Kahlil Ghibran



Sekarat

Kegelapan mengelilingiku
Sudah mulai begitu dingin
Aku sendirian
Tanpa ada yang menemani

Duniaku begitu kosong
Semua yang tersisa adalah rasa sakit
Tidak ada sinar matahari yang menerangi jalanku
Hanya air hujan yang terus mengggelapi

Aku tenggelam dalam air mata
Hatiku menangis
Tak seorang pun tampaknya melihat
Jiwaku yang sekarat
Kegelapan mengelilingiku
Sudah mulai begitu dingin
Dia terjerumus dalam suatu kesalahan jalan hidup yang tidak benar.

Aku sendirian
Tanpa ada yang menemani
dia merasakan hidupnya sepi tak berarti dan tidak ada teman, kerabat maupun kluarganya yang menolong menasehati dia menuju jalan yang benar.

Duniaku begitu kosong
Semua yang tersisa adalah rasa sakit
Hidupnya sampai saat itu dirasa begitu tak bermakna sama sekali. Dan  hidupnya seperti orang pesakitan. Sakit meratapi begitu banyak kehancuran hidupnya.

Tidak ada sinar matahari yang menerangi jalanku
Hanya air hujan yang terus mengggelapi
Tidak ada pencerahan dari teman, kerabat, dan kluarganya yang membimbing ke jalan yang semestinya. Dan hanya dosa dan ratapan yang menemaninya saat itu.
Aku tenggelam dalam air mata
Hatiku menangis
Dan hanya kesedihan yang mendalam sebagai teman keseharianya. Hatinya terus menyadari akan kesalahan-kesalahannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tan Malaka Sebagai Pahlawan Indonesia yang Terlupakan (Dalam Novel Tan)

Oleh Muhammad Mustain     Ringkasan Cerita TAN Sebuah Novel : (image by Google.com) Tan Malaka adalah putra asli desa Lum...