Sabtu, 17 Juni 2017

Pemaknaan Puisi "Hujan di Bulan Juni" Karya Sapardi Joko Damono






"Hujan di bulan Juni"
Tak ada yang lebih tabah
Dari hujan bulan Juni
Dirahasiakannya rintik rindunya
Kepada pohon berbunga itu
Tak ada yang lebih bijak
Dari hujan bulan Juni
Dihapuskannya jejak-jejak kakinya
Yang ragu-ragu di jalan itu
Tak ada yang lebih arif
Dari hujan bulan Juni
Dibiarkannya yang tak terucapkan diserap akar pohon bunga itu
Image result for sapardi djoko damono
(image by google.com)

Tak ada yang lebih tabah
Dari hujan bulan Juni
Tak ada yang lebih tabah, sabar dan menerima semuanya. Dari derita kerinduan yang harusnya memang tak akan pernah terjadi.

Dirahasiakannya rintik rindunya
Kepada pohon berbunga itu
Dan ketika itu Dia rindu yang seolah menjadi deritanya. Tetapi rindunya itu ia sembunyikan terhadap orang yang dicintainya dalam wujud kesenangan-kesenangan yang bisa menggambarkan bahwa dia seolah baik-baik saja.

Tak ada yang lebih bijak
Dari hujan bulan Juni
Sekali lagi dijelaskan, bahwa ia teramat mengambil semua tindakan penuh perhitungan. Yang memang tak ada yang lebih bijak darinya.

Dihapuskannya jejak-jejak kakinya
Yang ragu-ragu di jalan itu
Dia hapus sifat buruknya untuk orang yang dirindunya. Is hapus keraguan akan jalan yang telah ia ambil sampai itu.

Tak ada yang lebih arif
Dari hujan bulan Juni
Dan memang tak ada yang lebih baik darinya.

Dibiarkannya yang tak terucapkan diserap akar pohon bunga itu
Dia telah menunjukkan semua ketabahan, kebijakan, dan kearifanya kepada orang yang dirindunya. Dan sekarang dia serahkan semua yang dia lakukan, berharap orang yang dirindunya dan dicintainya memaknai semua itu dengan sendirinya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Tan Malaka Sebagai Pahlawan Indonesia yang Terlupakan (Dalam Novel Tan)

Oleh Muhammad Mustain     Ringkasan Cerita TAN Sebuah Novel : (image by Google.com) Tan Malaka adalah putra asli desa Lum...